09 June 2005

Tariq Bin Ziyad

Teringat dulu waktu kecil (sekitar kelas 4 SD) pernah dibelikan Alm. Bapak sebuah buku tipis tentang Tariq Bin Ziyad. Bapak bilang, "Wan, ini bapak belikan buku sejarah tentang salah satu panglima Islam yang sangat terkenal. Dia berhasil menaklukkan Andalusia dan membawa Islam memasuki Eropa". Sejak membaca buku itu, Tariq bin Ziyad sudah menjadi salah satu pejuang Islam idola saya. Sayang buku itu sudah hilang entah kemana, sepertinya hilang sewaktu rumah direnovasi waktu jaman SMP.

Tariq Bin Ziyad adalah seorang Muslim Berber yang bertugas di Tangier, panglima dari Musa Bin Nusair, gubernur Afrika Utara yang bertugas pada masa Khalifah Walid I bin Abdul Malik (khalifah ke-6) dari daulah Umayyah yang berkedudukan di Damaskus, Syria.

Beliau dikirim oleh Musa bin Nusair ke Semenanjung Iberia untuk membantu ahli waris raja Visigoth, Witiza pada perang saudara disana. Saat itu tahta kerajaan Visigoth direbut dan dikuasai oleh Roderic - seorang penguasa dari Baetica - dari raja Achila selama tahun 710-711.

Persiapan keberangkatan dibantu juga oleh Count Julian, penguasa Ceuta - daerah paling utara Maghreb di tepi laut Mediterannia dekat Selat Gibraltar; daerah ini merupakan daerah Spanyol yang berada terpisah dari induknya. Julian ingin menghancurkan Roderic yang telah menghamili salah satu anak perempuan yang dikirimnya untuk belajar ke Toledo ibukota Visigoth. Pada masa itu juga, Roderic sedang menghadapi pertempuran untuk menghancurkan pemberontak di sebelah utara kota Pamplona.

Pada tanggal 30 April 711 (Syakban 92H), Tariq bin Ziyad pun berlayar meninggalkan Ceuta melintasi Selat Gibraltar menuju Gibraltar membawa 7.000 pasukan infanteri dan 300 pasukan kavaleri. Gunung karang tempat pendaratan pun kemudian diberikan nama Jabal Tariq (bahasa Arab) yang berarti Gunung Tariq yang kemudian diucapkan menjadi Gibraltar.

Sesampainya disana, beliau memerintahkan untuk membakar semua perahu-perahu yang mereka tumpangi dan langsung berpidato kepada pasukannya: "Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian akan lari? Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar dari pada anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah menyambut dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian tanpa perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain dari barang-barang yang kalian rampas dari tangan musuh kalian. Seandainya pada hari-hari ini kalian masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang, rasa gentar yang ada pada hati musuh akan berganti menjadi berani kepada kalian. Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian! Siapa yang akan mengikutiku?". Setelah berpidato, Tariq bin Ziyad langsung memimpin pasukannya dengan menjadi yang terdepan, bersiap untuk penaklukkan.

Pasukan Moors itu lalu berangkat menuju Cartagena sebuah kota di pinggir pantai, lalu berlanjut ke Cordoba. Pada tanggal 19 Juli 711 (28 Ramadhan 92H), terjadi pertempuran besar di Bakkah yang berakhir dengan terbunuhnya Roderic dan kekalahan 30.000 pasukannya.

Kemenangan tersebut dan bergabungnya pasukan pimpinan Musa bin Nusair sebanyak 18000 prajurit pada tahun 712 membuat mereka terus melanjutkan penaklukan. Tahun 712, Toledo jatuh; Tahun 717, menguasai Granada; Tahun 718, hampir seluruh semenanjung Iberia telah dikuasai.

Tariq bin Ziyad sendiri tidak lama menjadi Gubernur di Spanyol. Dia dipanggil pulang ke Maroko dan wafat pada tahun 720.

Penaklukkan Tariq bin Ziyad telah membuka penyiaran agama Islam di Spanyol yang selama 800 tahun sangat berpengaruh di sana. Kekuasaan Islam dari bangsa Moors berakhir tanggal 2 Januari 1492 ketika Boabdil raja terakhir Granada menyerah kepada Katolik Monarki di bawah Ferdinand II dari Aragon dan Isabella I dari Castile.

0 Komentar:

Post a Comment

<< Home